Membangun Karakter

>> Minggu, 17 Mei 2009

Seorang guru berkata:"namanya juga anak-anak, kalau nggak ngajar dikelasnya satu jok di angkot gak nanya." kemudian aku tanya, "la ibu menyapa dia?" bu guru hanya tersenyum. Ada berberapa kemungkinan cerita itu terjadi. pertama, siswa itu betul-betul tidak kenal sama bu guru. kedua,siswanya pemalu. ketiga, suaranya terlalu lemah sehingga sapaannya gak terdengar sama bu guru, kemudian merasa dicuekin. keempat, naudzubillah emang siswanya gak mau negur karena tidak mengajar di kelasnya.
Membangun karakter yang sementara ini dipersepsikan terwakili oleh PAI, PKn, dan Bahasa Jawa perlu ditinjau ulang. Selain dari singkatnya jam tatap muka, ternyata semua unsur pendidikan ber peran dalam pembentukan karakter. permasalahannya maukah kita mengambil peran itu?
Perlu menjadi pedoman bagi siapapun yang mengambil peran dalam pembentukan karakter, bahwa pembentukan karakter seharusnya membawa anak ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, akhirnya pengamalan nilai secara nyata. From gnosis to praksis.
Untuk sampai ke praksis, ada satu peristiwa batin yang amat penting yang harus terjadi dalam diri anak, yaitu munculnya keinginan yang sangat kuat (tekad) untuk mengamalkan nilai. Peristiwa ini disebut conatio. dan langkah untuk membimbing anak membulatkan tekad ini disebut langkah konatif.
Jadi dalam pembentukan karakter, urutan langkah yang harus terjadi ialah langkah pengenalan nilai secara kognitif, langkah memahami dan menghayati nilai secara afektif, dan langkah pembentukan tekad secara konatif. Ki Hajar Dewantara menyebutnya cipta, rasa, dan karsa.

Faktor Pembentuk Karakter

  1. Faktor intern
  • instink biologis
  • kebutuhan psikologis
  • kebutuhan pemikiran
  1. Faktor ekstern
  • lingkungan keluarga
  • lingkungan sosial
  • lingkungan pendidikan
to be continued .......................

0 komentar:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Free Blogger Templates Autumn Leaves by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP