SAMBUNG RASA SPERRO-SEL

>> Minggu, 10 Mei 2009



MEMBUANG RESAH MERANGKAI ASA

MERAJUT TALI SILATURAHMI DALAM SAMBUNG RASA DI KAMPUNG JOJOGAN SERAYU


Momen 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional sungguh benar-benar terasa kesakralannya. Pada hari itu kami keluarga Besar SMP 2 Selomerto ( SPERRO-SEL ) memilihnya sebagai hari istimewa untuk saling bersentuhan hati. Ada detak jantung yang terpompa kencang menanti hari itu tiba....................................


2 Mei pagi. Upacara Pengibaran Bendera dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional digelar dengan istimewa. Seluruh petugas upacara adalah bapak ibu Guru dan Karyawan. Siswa kami menjadi peserta upacara sekaligus pengamat yang sangatkritis. Sang merah putih berkibar gagah. Lagu indonesia Raya berkumandang penuh. Padamu Negeri dan Syukur mengalun syahdu menyentuh nurani. Bersambung dengan Hymne Guru dan Terima Kasih Guru oleh kelompokpaduan suara siswa kami. Denting keharuan mulai terasa. Usai upacara kami berencana menuju kampung Jojogan Serayu untuk melepas penat dan lelah selama ribuan jam bekerja, sekaligus menyambung rasa, membuang resah, merangkai asa dan merajut tali silaturahmi. Adakah gelegak keharuan yang lebih dasyat akan tumpah ruah disana ?






Gemerecik alur Serayu berceloteh riang. Desau angin persawahan berhembus jenaka. Menyambut rombongan kamidi Kampung Jojogan Serayu. Sebuah areal Rehat sekaligus Rumah Makan Spesial menu ikan bakar, dengan lokasi tepat di bibir Sungai Serayu. Keindahan alam yang luar biasa cantik dipoles dengan balur-balur kreatifitas sang pemilik kampung Jojogan Serayu, maka terciptalah nuansa asri wahana sambung rasa kami.




Seruput teh wangi panas khas Wonosobo mulai menguar. Dipadu padan dengan cemilan tempe kemul terasa menghangatkan suasana. Woww........lotis buah segar kental dengan sambalnya menjadi acara pembuka sambung rasa.
Kerai pembatas telah dibuka. Pembawa acara Ibu Dian Mayasari merangkai kata. Acara perdana Motivation Building khusus mengundang motivator dari Universitas Akhmad Dahlan Yogjakarta Mas Ikhsan. '' Dengan sekali hentakan mari kita buat diri kita menjadi orang-orang yang luar biasa !!! Tentukan mimpi besarmu, tulis dan sebarkan ! Itu kiat kita untuk dapat menjadi orang yang luar biasa'' pekik mas ikhsan bersemangat menabuh genderang motivasi di kalbu kami. Pembawa acara mulai tersulut kerja semangat Sang motivator. '' Bapak Ibu Guru da Karyawan, mari kita samakan mimpi besar kita untuk menjadi SATRIA BAJA HITAM yang siaaaap berubaaaaaaahhh'' komandonya menghentak hati kami.
Acara berikutnya di gelar.
Sambung rasa menyamakan Visi Misi dan Inovasi. Satu, dua, tiga, sampai lima belas ungkapan hati bapak ibu guru disampaikan dengan bebas merdeka. Kalimat bermagma mengemuka, menerjang tanpa penghalang. Berhamburanlah partikel-partikel rasa, pendar-pendar endapan batin terlontar mengharu biru. Sebuncah demi sebuncah ganjalan hati diurai. Siapa tak ingin bersuara disaat gerbang kebebasan berbicara dibuka? Siapa sanggup menahan rasa saat Mandor Kawat yang perkasa menanggalkan baju kebesarannya, duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan bapak ibu guru?



Serbuuu..........seraaaang........terjaaaaang !!!
Pekik itu sepertinya membahana di hati setiap jiwa yang ada di arena sambung rasa. Mandor Kawat terperangah. Sungguh dasyat momentum 2 mei ini. Binar-binar harapan mengemuka. Simpul-simpul kejujuran hati terurai buluhnya. Emosi jiwa bergayut luapan aneka rasa saling mendesak, berlomba menyeruak, menyembul membaluri sosok Mandor Kawat.


Mandor Kawat sungguh tercekat, terkagum-kagum dan terharu ............ tidak terbesit sedikit pun akan terjadi peristiwa yng mengharukan seperti ini, betapa selama ini Mandor Kawat merasa sendiri tidak ada yang peduli, memperhatikan.......seakan semua diaaaam tak peduli, ternyata hati mereka Bapak ibu guru, karyawan ......putih bersih ....Pak Mandor kami anak-anak Bapak.
> Mandor Kawat harus mulai dengan catatan khusus tentang tabungan-tabungan yang di kumpulkan oleh bapak ibu guru dan karyawan
>Mandor Kawat jangan pelit dengan Reward yang seyogyanya diterima oleh bapak ibi guru dan karyawan
>Mandor Kawat buka mata, pertajam penglihatan, yang sekarang sudah mulai lamur, buka telinga , pertajam pendengaran, yang sekarang sudah mulai budeg. Tatap penuh wajah bapak ibu guru dan karyawan.Ada banyak asa di sana.
Harapan besar bapak ibu guru dan karyawan ada di pundakmu.
>Mandor Kawat, dengar jerit hati mereka, yang rindu akan kasih seorang bapak. Haus akan elusan welas asihmu. Menunggu spa manismu di gerbang sekolah.
> Mandor Kawat bapak bagi mereka. Berdirilah tegak, rengkuh mereka dalam angin segar inovasimu, rakit mereka dalam mega proyekmu.
> Jangan jadi Mandor sembarang Mandor. Helaan nafasmu mewarnai keluarga besar SPERRO-SEL. Baurkan imajinasimu dengan mimpi besar mereka. Jadikan mereka satu jiwa, satu hati, satu rasa, satu perjuangan dengan mu Mandor Kawat.


Hari itu cukup sudah serentetan kata merajah Mandor Kawat. Tetapi sebelum usai acara, sebentuk pelangi mewarnai hati seluruh Keluarga Sperro-sel. Ibu Hj. Upik Handayani SPd, menghadiahkan sebuah novel perjalanan panjang beliau bersama suami saat menunaikan ibadah haji di Makah Al Mukaramah. Rinai keharuan kembali menyeruak ketika Mandor Kawat membacakan rangkaian kalimat pembuka novel tersebut. Ooooh....ternyata betapa indahnya hidup ketika ada goresan kreatifitas kita yang dapat dinikmati orang lain. Semoga novel Bu Upik segera terbit dan bermanfaat sekaligus sebagai mata air di tengah gersang padang kehidupan ini.


Di akhir waktu ada doa permohonan terangkai indah dipandu oleh Bapak Slamet Widodo SAg penasehat spiritual kami, juga seksi pemadam kebakaran bagi Mandor Kawat. Melantun sahdu menghempas keras jiwa-jiwa yang khusuk mengeja kata. Jika dalam tubuhmu menglir darah manusia maka berdentinglah dawai keharuan rasa. Jika di benakmu terselip sepotong hati menusia maka deraslah rinai air mata mengalir, bermuara pada rasa syukur yang menyesak penuh. Jika jauh di lubuk hatimu masih ada cinta maka sedu sedan di akhir sambung rasa adalah sebuah kewajaran.
Mandor Kawat tergugu haru. Hati yang gerimis di sore hari itu semoga lebih menguatkan simpul silaturahmi dalam atmosfer SPERR0-SEL . Sehingga angin sejuk yang bersahabat akan selalu berhembus menyelipkan aroma kemajuan, mengedukasi setiap insan yang haus akan pengetahuan. Serta memuaskan haus dahaga mereka yang rindu akan sentuhan hati Sang Khalik kepada sesama.
Figur seorang pemimpin tak harus bersenjata logika saja, tetapi juga harus kaya akan sentuhan jiwa, tersenyumlah Mandor Kawat , bukan senyum kecut sebab ada dusta bersemayam di sana.
Mugi kasarasan lan karaharjan tansah kajiwa kasarira ing kula panjenengan sami.
==============================================================

reporting : dian maya sari
posting : mandor kawat
















0 komentar:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Free Blogger Templates Autumn Leaves by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP